Peringatan Konten:
Beberapa bagian dalam tulisan ini membahas pengalaman hidup yang mungkin memunculkan rasa tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Saya memiliki kakak schizophrenia. Sejak kecil ia terlihat memiliki dunianya sendiri. Kadang ia tidak mampu mengontrol emosinya, dan saya selalu menjadi korban kekerasannya. Sudah sering saya menyampaikan ke kedua orangtua kalau kakak saya tidak baik-baik saja karena kekerasannya sudah di luar batas.
Sayangnya saat itu ke psikiater identik dengan gila dan mungkin kedua orangtua takut dicap anaknya gila. Memang, kesadaran soal ini sangat minim di saat saya kecil.
Saat ini kedua orangtua sudah tidak ada. Kakak saya dirawat oleh saya dan adik-kakak saya bergantian. Sulit sekali rasanya mengontrol perilakunya, karena memang seharusnya ia tidak "dikontrol". Beban emosional juga cukup tinggi, saya rasa hanya Ayah dan Mama saja yang sanggup menanggungnya.