Ilustrasi oleh Aqila Fathimah Karim

Saya baru didiagnosis ADHD pada umur 23 tahun.

Hidup sangatlah sulit karena saya memiliki masalah dalam hal eksekutif function serta short attention span. Sebelum berobat saya selalu sulit mengikuti pembicaraan dalam diskusi karena attention span yang pendek. Orang tidak suka saya karena selalu menghindari percakapan bukan karena saya sombong tapi otak saya tidak mampu memfollow pembicaraan dalam jangka panjang. Saya juga kesulitan dalam menggenggam barang, kesulitan memotong baran, menggunting, hingga menyapu.

Saya juga memiliki SPD, sensory processing disorder, yang membuat saya sensitif terhadap rangsangan. Jika ada impuls saya merasakannya lebih peka dari yang lain. Hal ini membuat saya memilih-milih makanan. Saya hanya bisa memakan yang baunya tidak menyengat. Saya hanya minum susu saat SD, baru bisa makan nasi dan ayam saat SMP, dan baru pertama makan bubur saat kuliah.

Semua hal ini sangat berat tanpa tahu diagnosisnya apa.

Saya pernah dikira bipolar, sampai saya bertemu dokter di RSKD Duren Sawit yang mendiagnosis ADHD dan SPD. Alhamdulillah, saya berhasil bangkit.

Tentang Ahmad

Seorang ADHD yang berhasil kuliah di Institut Teknologi Bandung dan lulus dengan IPK di atas 3.90.