
Peringatan Konten:
Beberapa bagian dalam tulisan ini membahas pengalaman hidup yang mungkin memunculkan rasa tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Aku memiliki gejala ADHD yang aku sadar udah sejak bangku SMP. Selain itu aku dan keluarga punya adik yang mengalami speech delay dan autisme.
Sebenernya perihal keterbatasan seperti ini udah bukan hal tabu di keluarga aku, karena memang keluarga aku bekerja di bidang kesehatan. Tapi terlepas dari itu, kami rasanya masih susah untuk bisa mengakses secara bebas bantuan disabilitas ini.
Mungkin karena aku tidak tinggal di kota besar, jadi tidak semua rumah sakit bisa memberikan penanganan tepat dan penuh perihal apa yang aku dan adik aku lalui. Kami mengandalkan satu RSJ di kota kami, sangat cukup membantu. Namun, seperti yang aku jelaskan dari awal, proses yang dilalui memang panjang dan berbelit. Belum perihal biaya yang perlu dikeluarkan, tidak sedikit, karena balik lagi, tak semua diagnosis yang aku dan adikku alami ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Aku pribadi mengalami kesusahan karena entah mengapa banyak perusahaan di Indonesia tidak menerima dengan baik perihal keterbukaan soal kekurangan pekerja. Dalam kasus aku, yaitu my ADHD. Mungkin memang sistem kerja yang tidak cocok atau bagaimana, tapi selama aku bekerja dengan orang luar negeri di role dan job desc yang sama seperti di sini, semuanya baik-baik saja. Mereka apresiasi keterbukaanku dan tidak mempermasalahkannya selama aku bisa memenuhi pekerjaan yang ada. Sangat disayangkan negara ini rasanya lagi-lagi gagal membuat aku merasa jadi manusia.
Adik aku lebih membuat aku prihatin lagi, tidak semua sekolah bisa cocok di dirinya. Jadi mencari sekolah untuk dia jadi sebuah perjalanan panjang buat aku dan keluargaku. Ada yang mengaku bisa membantu kondisi spesial adik aku, tapi malah berujung membuat adik aku mengalami trauma baru yang buat dia jadi lebih takut ke sekolah. Sekarang dia sedang mencoba sekolah di sekolah negeri biasa, masih jarang masuk karena, ya.. Lingkungan dan cara belajar agaknya masih belum mendukung anak-anak spesial seperti adik aku.
Saat ini aku dan adik aku masih terus berusaha untuk hidup yang lebih baik. Semoga akan terus lebih baik, pun semua orang yang memiliki keterbatasan dan hambatan yang terjadi karenanya. Semoga kita semua setelah ini bisa selalu hidup dengan baik.