Model solusi fungsional memandang disabilitas sebagai keterbatasan fungsi tubuh yang dapat diatasi dengan solusi praktis untuk mengurangi atau menghilangkan permasalahan yang dihadapi oleh seseorang dengan disabilitas. Pendekatan ini dapat mencakup penggunaan inovasi teknologi, penyesuaian desain lingkungan sekitar, hingga penerapan kebijakan yang adaptif untuk mendukung kebutuhan berbagai individu.
Model ini berfokus untuk memecahkan tantangan nyata di kehidupan sehari-hari secara praktikal dan digunakan luas oleh para profesional aksesibilitas. Alat bantu, teknologi pendukung, dan strategi adaptif menjadi kunci utama dalam pendekatan ini untuk meningkatkan kemandirian dan partisipasi individu dengan disabilitas.
Kelebihan
Model ini berorientasi pada hasil. Tujuannya adalah menyelesaikan tantangan nyata di kehidupan sehari-hari, memperhatikan kebutuhan individu sesuai konteks mereka, dan berfokus pada penyediaan layanan pendukung berbagai individu.
Kekurangan
Inovasi teknologi yang tidak didukung oleh penerapan kebijakan yang baik seringkali lebih berorientasi pada keuntungan, sehingga beberapa produk yang dihasilkan memiliki harga yang tinggi dan justru lebih menguntungkan pembuatnya dibandingkan orang yang membutuhkan. Selain itu, terkadang penyelesaian solusi yang minim melibatkan individu dengan disabilitas dapat membuat solusi yang kurang tepat guna, seperti fokus pada inovasi atau teknologi yang keliru, atau melewatkan kebutuhan yang penting bagi penggunanya.
Contoh
- Seorang tunanetra menggunakan pembaca layar untuk mengakses komputer.
- Seseorang dengan carpal tunnel syndrome menggunakan keyboard terpisah untuk mengurangi rasa sakit.
- Seseorang dengan cedera tulang belakang menggunakan kursi roda untuk bergerak.