Model ini menegaskan bahwa solusi utama bukanlah “penyembuhan” individu agar sesuai dengan standar kemampuan tertentu seperti dalam model medis, melainkan mengubah lingkungan sosial agar lebih ramah disabilitas, atau dengan kata lain inklusif dan setara bagi semua orang. Model ini juga mengajak kita untuk memahami pengalaman individu dengan disabilitas dalam kehidupan sehari-hari, agar kita dapat mengenali hambatan yang mereka hadapi. Ketika hambatan ini dihilangkan, individu dengan disabilitas dapat berpartisipasi secara setara, termasuk memperoleh akses pekerjaan, kebebasan mengambil keputusan, serta peluang yang sama untuk mengembangkan keterampilan mereka. Dengan begitu, lingkungan yang inklusif menjadi faktor utama bagi individu dengan disabilitas untuk dapat hidup secara penuh tanpa terhambat oleh batasan lingkungan.
Kelebihan
- Mendorong terciptanya lingkungan inklusif yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan.
- Memberdayakan individu dengan disabilitas dengan membuka peluang partisipasi setara di masyarakat.
- Membentuk pandangan positif terhadap individu dengan disabilitas dengan mendorong masyarakat bersama-sama memikul tanggung jawab untuk menghapus hambatan mereka.
Kekurangan
- Bisa dianggap terlalu menekankan faktor eksternal, sehingga aspek medis atau kondisi individu kadang dianggap kurang penting.
- Tantangan besar dalam implementasi, karena membutuhkan perubahan sistem dan pola pikir masyarakat, yang tidak bisa terjadi secara instan.
- Upaya menjadikan masyarakat lebih ramah disabilitas kadang menghadapi penolakan keras dari kelompok tertentu karena berbagai faktor, termasuk biaya dan perbedaan prioritas.
- Kadang dianggap sekadar aturan teknis, seperti ramp atau lift, tanpa mengubah sikap dan budaya masyarakat menjadi lebih inklusif.
Contoh
- Untuk membantu pengguna kursi roda beraktivitas secara mandiri, bangun ramp atau lift di setiap gedung dan fasilitas umum.
- Individu dengan disabilitas netra akan sangat terbantu menyeberang jalan di kota besar dengan adanya lantai taktil, karena memudahkan mereka navigasi jalan dengan aman.
- Menyediakan juru bahasa isyarat (JBI) di perusahaan maupun di media sehingga individu dengan disabilitas tuli bisa berpartisipasi dalam diskusi dan menerima informasi.
- Dengan dukungan teknologi seperti screen reader, individu dengan disabilitas netra dapat berkarya di berbagai bidang pekerjaan berbasis digital, seperti customer service, copywriter, dan content creator.