Disabilitas ganda/kompleks merujuk pada kondisi dimana seseorang mengalami dua atau lebih jenis disabilitas secara bersamaan, sehingga membutuhkan program pendidikan dan pendampingan yang jauh lebih kompleks dibandingkan penyandang disabilitas tunggal. Dalam sistem pendidikan Amerika Serikat, kategori ini juga mencakup individu dengan hambatan fisik, kognitif, atau komunikasi dengan tingkat keparahan yang tinggi, sehingga membutuhkan pendampingan dalam berbagai aspek keterampilan.

Demografi

Statistik global tidak tersedia, namun sumber dari Inggris dan Australia menunjukkan bahwa sekitar 10-15% penyandang disabilitas memiliki kebutuhan kompleks.


Hambatan umum

Penyandang disabilitas ganda/kompleks umumnya memiliki hambatan dalam area berikut:

  • Fungsi intelektual
  • Keterampilan adaptif
  • Keterampilan motorik
  • Fungsi sensorik
  • Keterampilan komunikasi

Selain hambatan umum tersebut, individu dengan disabilitas kompleks juga menghadapi:

  • Kompleksitas kebutuhannya dalam pendidikan tidak terakomodasi
  • Isolasi sosial dan diskriminasi

Solusi untuk disabilitas ganda/kompleks

Pendampingan khusus

Karena beragamnya hambatan yang dihadapi, individu dengan disabilitas ganda/kompleks umumnya membutuhkan pendampingan khusus dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dalam prosesnya, dibutuhkan kolaborasi antara seluruh pihak yang berhubungan dengan individu tersebut, seperti anggota keluarga, tenaga pendidik, tenaga medis, dan komunitas terkait.

Program pendidikan individu

Dalam konteks pendidikan, metode pembelajaran individu dapat dilakukan agar setiap hambatan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas ganda/kompleks dapat diakomodasi secara khusus. Program pendidikan yang tepat harus berpusat pada peserta didik dengan mempertimbangkan kebutuhannya, serta mencakup komponen perawatan diri (self-care) dan advokasi diri (self-advocacy) agar mereka dapat berpartisipasi dalam komunitas. Sama seperti pendampingan, perancangan program pendidikan untuk penyandang disabilitas ganda/kompleks juga membutuhkan kolaborasi antara seluruh pihak yang berhubungan dengan individu tersebut.

Komunikasi augmentatif dan alternatif (KAA)

Komunikasi Augmentatif dan Alternatif (KAA) atau lebih dikenal dengan Augmentative and Alternatif Communications (AAC) adalah segala bentuk metode komunikasi yang digunakan untuk mendukung atau menggantikan kemampuan berbicara pada individu yang mengalami kesulitan komunikasi. AAC dapat berbentuk non teknologi, seperti papan gambar, kartu simbol, dan bahasa isyarat; maupun berbasis teknologi, seperti tablet dengan aplikasi komunikasi dan speech generating device (SGD). Komunikasi AAC dapat membantu individu dengan disabilitas ganda/kompleks dalam berinteraksi dan mengekspresikan diri.

Teknologi Bantu

Solusi lainnya adalah teknologi bantu yang sesuai dengan hambatan yang dihadapi oleh individu tersebut. Untuk menentukan teknologi yang sesuai, dibutuhkan evaluasi profesional dengan mempertimbangkan faktor posisi tubuh, bahasa, keterampilan motorik, serta kondisi sensorik dari setiap individu. Contoh teknologi bantu yang dapat mengakomodasi beberapa hambatan sekaligus yaitu seperti komputer genggam (handheld PC) dengan virtual assistant. Teknologi ini dapat memuat gambar, audio, dan teks, yang dapat digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan pembelajaran.