Disabilitas sensori ganda (DSG) atau dual sensory impairment (DSI) adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Sebagian besar individu dengan disabilitas sensori ganda tidak sepenuhnya tuli atau sepenuhnya buta, melainkan masih memiliki sedikit kemampuan untuk mendengar atau melihat.

Karena keterbatasan pada dua indera tersebut, masukan sensorik hanya terbatas pada sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Sentuhan merupakan satu-satunya cara untuk berkomunikasi secara kompleks. Braille merupakan huruf yang digunakan oleh individu dengan DSG untuk membaca dan menulis. Tiap karakternya didesain timbul, sehingga tepat untuk individu dengan disabilitas yang mengandalkan sensorik sentuhan.

Data demografis

Jumlah individu disabilitas sensori ganda sangat sedikit. Menurut World Federation of the Deafblind, sekitar 0,2% hingga 2% populasi dunia mengalami kondisi ini. Di antara orang dewasa berusia lebih dari 70 tahun, 9% hingga 21% mengalami disabilitas ini. Persentase tersebut meningkat seiring bertambahnya usia.

Saunders & Echt dalam jurnalnya An overview of dual sensory impairment in older adult:Perspectives for rehabilitation menyebutkan bahwa penyebab individu dengan DSG dapat digolongkan berdasarkan asal dan waktu terjadinya:

  • Bawaan sejak lahir
  • Gangguan penglihatan bawaan dengan gangguan pendengaran yang muncul kemudian
  • Gangguan pendengaran bawaan dengan gangguan penglihatan yang muncul kemudian
  • Gangguan penglihatan dan pendengaran yang diperoleh pada saat dewasa, umumnya karena penuaan

Hambatan umum

Individu dengan disabilitas sensori ganda mengalami kesulitan yang signifikan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Survei menunjukkan, individu dengan disabilitas memiliki skor ADL (Activities Daily Living) & IADL (Instrumental Activities of Daily Living) yang rendah, masing-masing yaitu 18 dari 24 dan 8 dari 23. Artinya, mereka mampu mencapai 18 poin dari maksimal 24, dengan kesimpulan masih bisa melakukan sebagian aktivitas dasar seperti mandi dan makan, namun terbatas. Sementara pada IADL, skor 8 dari maksimal 23 menunjukkan bahwa individu dengan DSG menunjukkan ketergantungan yang besar pada hal-hal kompleks seperti berbelanja dan menggunakan transportasi.

Adapun beberapa hambatan umum yang dihadapi oleh individu dengan DSG adalah berikut:

  • Tidak tersedianya braille pada materi cetak
  • Situs web dan teknologi lain tidak mendukung output ke papan braille
  • Tidak ada transkrip video atau audio dalam format braille
  • Tidak tersedianya penerjemah bahasa isyarat taktil

Penelitian juga menyebutkan bahwa individu dengan DSG lebih rentan mengalami depresi dan keterasingan sosial dibanding mereka yang hanya memiliki disabilitas penglihatan atau pendengaran saja.

Solusi untuk disabilitas visual

Untuk meningkatkan kualitas hidup individu dengan disabilitas sensori ganda, diperlukan solusi lintas disiplin yang tidak hanya melibatkan medis, namun lingkungan dan teknologi. Beberapa solusi yang dapat diterapkan yaitu:

Lingkungan Fisik

  • Penyediaan bahasa isyarat taktil
  • Alat bantu navigasi berbasis sentuhan
  • Materi cetak dalam format braille
  • Penanda dalam huruf braille di fasilitas umum

Digital

  • Teknologi dan konten digital yang sesuai standar aksesibilitas
  • Penyediaan teks alternatif dan deskripsi audio
  • Transkrip untuk konten audio dan video

Teknologi bantu

  • Alat komunikasi untuk individu dengan disabilitas sensori ganda
  • Perangkat wearable untuk mendeteksi lingkungan sekitar
  • White cane (tongkat penuntun) dan hewan penuntun