Disabilitas visual adalah jenis disabilitas sensorik yang mencakup kehilangan sebagian atau seluruh penglihatan pada satu atau kedua mata (kebutaan), penurunan ketajaman visual (penglihatan rendah), serta perubahan sensitivitas terhadap warna tertentu atau warna yang sangat terang (Gangguan penglihatan warna).
Penyebabnya bisa berbeda pada setiap individu, ada yang merupakan kondisi bawaan sejak lahir, ada pula yang muncul akibat penyakit. Menurut WHO, penyakit utama yang menyebabkan kebutaan dan penglihatan rendah adalah katarak, glaukoma, diabetes, dan penurunan fungsi bagian mata akibat usia (degenerasi makula).
Kebutaan
Kebutaan dapat berarti kehilangan penglihatan sebagian, hampir seluruhnya, atau sepenuhnya. Tidak semua orang dengan kebutaan melihat “hitam total”, ada yang masih dapat mempersepsikan cahaya, bentuk, atau warna, meski penglihatannya gelap atau buram.
Untuk lebih memahami kebutaan total, kunjungi Project Lima - Total Blindness Experience dan ikuti eksperimennya.
Demografi
- Secara global, setidaknya 43,3 juta orang mengalami kebutaan.
- Sebagian besar orang yang buta atau memiliki gangguan penglihatan berusia di atas 50 tahun.
- Di Indonesia, setidaknya ada 1,4 juta kasus kebutaan pada anak.
Kebutaan bawaan dan kebutaan di kemudian hari
Pengalaman kebutaan berbeda antara orang yang mengalaminya sejak lahir dan yang baru mengalaminya kemudian hari.
Orang yang mengalami kebutaan sejak lahir lebih terbiasa mengandalkan indera lain (pendengaran, sentuhan, penciuman) untuk berinteraksi dengan sekelilingnya. Beberapa orang mungkin tidak memahami konsep warna atau hanya memahaminya lewat penjelasan verbal yang dikaitkan dengan hal lain, seperti suhu atau emosi. Mereka juga cenderung mengenal bentuk dan ukuran melalui sentuhan atau deskripsi.
Orang yang mengalami kebutaan di kemudian hari sudah memiliki pengalaman visual sebelumnya, sehingga bisa membayangkan warna, bentuk, atau tata letak berdasarkan ingatan. Namun, mereka perlu waktu untuk melepas kebiasaan visual dan membangun strategi non-visual dalam keseharian.
Penglihatan rendah
Penglihatan rendah (low vision) adalah menurunnya ketajaman penglihatan atau sensitivitas kontras yang tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, obat, atau operasi. Ini juga menjadi alasan mengapa rabun jauh atau mata minus secara umum tidak termasuk disabilitas.
Orang dengan penglihatan rendah mengalami pengalaman visual yang berbeda-beda. Ada yang penglihatannya gelap dan buram secara menyeluruh, ada yang tertutupi bintik-bintik hitam, dan ada yang melihat seperti melalui lubang kecil dengan sekeliling yang gelap.
Untuk lebih memahami penglihatan rendah, kunjungi Project Lima - Low Vision Experience dan ikuti eksperimennya.
Demografi
- Sekitar 295,1 juta orang mengalami penglihatan rendah.
- Sekitar 210 ribu anak di Indonesia memiliki penglihatan rendah.
Gangguan penglihatan warna
Gangguan penglihatan warna (color vision deficiency) adalah berkurangnya kemampuan mata dalam membedakan warna. Sebagian besar gangguan penglihatan warna bersifat ringan dan bawaan lahir. Jenis gangguan penglihatan warna yang paling umum adalah ketidakmampuan membedakan warna merah dan hijau. Kebutaan warna total sangat jarang terjadi.
Untuk lebih memahami gangguan penglihatan warna, kunjungi Project Lima - Color Blindness Experience dan ikuti eksperimennya.
Demografi
- Gangguan penglihatan warna merah-hijau terjadi pada sekitar 8% pria dan 0,5% wanita.
- Gangguan penglihatan warna biru-kuning terjadi pada kurang dari 1 dari 10.000 orang.
- Di Indonesia, per tahun 2007, diperkirakan sejumlah 7,4% penduduk memiliki gangguan penglihatan warna.
Hambatan umum
Fisik / lingkungan
- Materi cetak seperti buku, menu, dan kemasan makanan yang hanya dalam bentuk cetak,tanpa alternatif aksesibel seperti braille, audio, atau digital.
- Petunjuk arah atau lampu lalu lintas tanpa suara.
- Kebisingan atau suara latar yang menutupi suara informatif seperti petunjuk arah.
- Orang yang tidak menjelaskan langkah navigasi atau informasi visual dengan cukup, misalnya, hanya menunjuk tanpa menjelaskan secara lisan.
- Jalur pejalan kaki atau ruang publik yang penuh hambatan fisik.
- Pencahayaan yang tidak memadai.
- Teks dan gambar dengan kontras warna rendah.
Digital
Orang dengan disabilitas visual umumnya menggunakan pembaca layar (screen reader) untuk mengakses aplikasi atau situs web. Hambatan yang sering muncul antara lain:
- Gambar digital yang tidak menyertakan teks alternatif yang bermakna, sehingga isi gambar tidak bisa dipahami (misalnya foto produk tanpa deskripsi).
- Video yang tidak menyediakan teks atau alternatif audio, atau trek deskripsi audio. Ini dapat membuat informasi penting dalam video tidak tersampaikan
- Situs web yang tidak dapat digunakan hanya dengan keyboard, padahal pembaca layar bekerja dengan navigasi keyboard untuk membaca dan berpindah antar elemen
Sebagai referensi, lihat bagaimana orang dengan disabilitas visual menggunakan aplikasi pembayaran digital.
Solusi yang dapat membantu disabilitas visual
Perbaikan lingkungan
Fisik
- Lantai taktil (ubin dengan permukaan timbul) untuk menunjukkan tepi jalan, jalur pejalan kaki, tangga, dan sebagainya.
- Jalur yang bebas dari hambatan.
- Informasi dalam huruf braille (meskipun tidak semua orang dengan disabilitas visual memahami braille).
- Warna dengan kontras tinggi.
- Kaca pembesar (magnifier).
Digital
- Menyediakan teks alternatif yang menjelaskan isi gambar atau informasi visual.
- Menggunakan kombinasi warna dengan kontras tinggi.
- Tidak hanya mengandalkan warna untuk menyampaikan makna.
- Penempatan dan tampilan visual yang standar dan konsisten.
- Implementasi website atau aplikasi sesuai pedoman WCAG.
Teknologi bantu
Mobilitas
- Tongkat putih, yang membantu pengguna merasakan lingkungan saat berjalan.
- Hewan pemandu, yang membantu navigasi.
- Aplikasi navigasi dengan antarmuka audio.
Penggunaan komputer dan teknologi
- Akses dan membaca informasi
- Pembaca layar (screen reader).
- Pembesar layar (screen magnifier).
- Teks alternatif untuk konten berupa gambar.
- Deskripsi audio (audio descriptions) untuk konten berupa video.
- Display braille yang dapat diperbarui (refreshable braille displays).
- Aplikasi yang dapat mengenali dan mendeskripsikan objek serta orang.
- Aplikasi yang dapat mengenali dan menyebutkan warna.
- Aplikasi yang dapat membacakan nilai uang.
- Umpan balik haptik (haptic feedback).
- Interaksi
- Perintah suara dan respons suara (speech input and voice output).
- Kendali dengan gerakan (gesture input).
- Penyesuaian tampilan
- Pengatur warna dan kontras warna.
- Mode tampilan gelap atau terang.
- Tema dengan kontras tinggi.
- Filter layar (screen filters).
- Pengubah ukuran teks (text resizing).