Kemampuan seseorang untuk berbicara tidak selalu berkaitan dengan kemampuan bahasanya. Seseorang bisa saja lancar membaca, menulis, dan memahami bahasa, meskipun tidak bisa bicara. Gangguan bicara bisa disebabkan oleh kondisi disabilitas tertentu.
Seiring waktu, kemampuan bicara seseorang bisa tetap sama, memburuk, atau membaik.
Setiap orang bisa mengalami gangguan bicara yang berbeda-beda, bahkan jika jenis gangguannya sama.
Beberapa kemungkinan termasuk:
- Kesalahan pengucapan yang tidak konsisten
- Suara terdengar tidak jelas
- Kesalahan dalam nada, tekanan, atau irama saat berbicara
Gangguan bunyi bahasa
Gangguan bunyi bahasa organik
Menurut American Speech-Language-Hearing Association, gangguan bunyi bahasa organik (Organic Speech Sound Disorders) bisa bersifat bawaan atau didapat. Penyebabnya bisa meliputi:
Motorik/Neurologis
- Apraksia adalah gangguan yang membuat seseorang sulit mengucapkan kata-kata dengan benar, walaupun mereka tahu apa yang ingin dikatakan. Masalah ini terjadi karena otak kesulitan mengatur gerakan otot-otot untuk berbicara.
- Disartria terjadi saat seseorang sulit mengendalikan otot-otot bicaranya saja tanpa ada kesulitan memberikan perintah kepada otot dari otak seperti apraksia.
Struktural
- Kelainan bentuk wajah dan mulut, seperti langit-langit dan mulut sumbing.
- Masalah struktur fisiologis pada kepala khususnya daerah mulut dan bibir akibat cedera berat atau operasi.
Sensori/Persepsi
- Gangguan pendengaran yang menyebabkan seseorang kesulitan memahami informasi yang diterima termasuk berupa kesulitan membedakan bunyi bahasa, memahami ucapan, atau mengikuti percakapan.
Gangguan bunyi bahasa fungsional
Masih menurut American Speech-Language-Hearing Association, gangguan bunyi bahasa fungsional tidak diketahui penyebabnya.
Termasuk dalam kategori ini:
- Artikulasi, yaitu kesalahan dalam mengucapkan suara dengan jelas.
- Fonologi, yaitu kesalahan dalam pola penggunaan suara. Misal, seseorang mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan aturan suara (fonem) dalam bahasa yang mereka gunakan. Ini bukan karena tidak bisa menghasilkan suara tertentu secara fisik (itu lebih ke artikulasi), tapi karena mereka tidak menerapkan pola suara dengan benar. Misalnya menyebut “gigi” menjadi “didi”, “kakak” menjadi “tatak”.
Afasia
Afasia adalah gangguan bahasa akibat kerusakan saraf, seperti stroke, cedera kepala, tumor, atau infeksi otak. Kondisi ini memengaruhi kemampuan berbicara, memahami, membaca, dan menulis. Seseorang dengan afasia dapat mengalami kesulitan menemukan kata, menyusun kalimat, menyampaikan maksud, atau memahami ucapan orang lain.
Mutisme
Mutisme didefinisikan sebagai ketidakmampuan atau keengganan untuk berbicara, yang mengakibatkan tidak adanya atau sangat sedikitnya kemampuan berbicara secara verbal. Mutisme bisa disebabkan oleh kerusakan otak dan/ atau otot bicara, masalah emosional atau psikologis, hingga gabungan dari semuanya.
Mutisme neurogenik disebabkan oleh cedera pada otak. Ini sering menjadi dampak dari bentuk ekstrem gangguan bicara atau bahasa lain, termasuk afasia, apraksia, atau disartria.
Mutisme psikogenik disebabkan oleh faktor psikologis. Ada tiga jenis mutisme psikogenik:
- Mutisme elektif: seseorang memilih untuk tidak bicara pada kondisi atau tempat tertentu.
- Mutisme selektif: seseorang ingin bicara tapi tidak bisa karena cemas biasanya disebabkan oleh tekanan dari lingkungan dan trauma.
- Mutisme total: seseorang memilih tidak bicara sama sekali.
Data demografis
Data tentang jumlah orang dengan disabilitas wicara sangat bervariasi, jadi tidak ditampilkan di sini.
Hambatan umum
- Waktu yang sangat terbatas untuk berkomunikasi, mengakses informasi, atau merespons
- Tidak ada pilihan komunikasi selain bicara
- Orang lain tidak memberi sinyal bahwa mereka tidak paham ucapan yang baru saja didengar
Solusi untuk disabilitas wicara
Perbaikan lingkungan
Fisik
- Metode komunikasi sederhana, termasuk beberapa pilihan komunikasi
- Pemahaman, kesabaran, dan penyesuaian dari orang yang diajak bicara
- Waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas
- Alternatif komunikasi berbasis teks
- Terapi wicara
Digital
- Perangkat lunak text-to-speech
- Waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas
Teknologi bantu
- Perangkat Komunikasi Alternatif dan Augmentatif (AAC)
- Pemeriksa ejaan
- Papan komunikasi
- Fitur prediksi kata
- Alternatif komunikasi berbasis teks, termasuk menulis dan menggambar