Disabilitas terbentuk melalui konstruksi sosial yang dipengaruhi oleh cara masyarakat merespons perbedaan kondisi tubuh dan pikiran dalam masyarakat tertentu. Kapitalisme dan kolonialisme memaksakan standar baru ke masyarakat dan menyingkirkan individu-individu yang menurut mereka tidak efisien. Akibatnya, banyak individu dengan disabilitas merasa terpinggirkan padahal terdapat lebih dari 16% individu dengan disabilitas di dunia. Individu dengan disabilitas sudah menjadi kelompok minoritas terbesar dan akan terus bertambah mengingat semua orang bisa menjadi individu dengan disabilitas (bisa karena tua, sakit, atau kecelakaan).
Kesadaran masyarakat akan hal ini mendorong kemunculan hukum yang mengatur hak-hak individu dengan disabilitas dalam beberapa dekade terakhir. Sistem, produk, ruang publik juga sudah banyak dirancang dengan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua orang (universal), misalnya sistem transportasi yang lebih aksesibel, sistem pendidikan yang inklusif, layanan publik yang ramah untuk individu dengan disabilitas, hingga produk-produk teknologi yang bisa digunakan semua orang. Untuk mengurangi diskriminasi dan memperluas akses ke segala hal, perlu bagi kita untuk memahami kebutuhan, hambatan, serta tindakan yang mendukung.
Oleh karena itu, bagian ini akan membahas tentang model disabilitas yang menjelaskan bagaimana pandangan terhadap disabilitas terbentuk, ragam disabilitas yang menjelaskan keberagaman dari pengalaman individu dengan disabilitas, dan etika berinteraksi dengan individu dengan disabilitas agar hubungan sosial bisa terjalin secara setara tanpa bias dan diskriminasi.
Topik pada modul ini
Model teoritis
Model teoretis disabilitas memberikan sudut pandang dan kerangka kerja untuk memahami disabilitas.Ragam disabilitas
Ada banyak ragam disabilitas yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat, mendengar, berbicara, bergerak, berpikir, dan merasakan sehingga penting untuk memahaminya untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung partisipasi penuh setiap individu dalam masyarakat.Etika berinteraksi
Berinteraksi dengan teman dengan disabilitas dimulai dengan menghormati setiap nilai-nilai individu tanpa mereduksinya pada kondisi disabilitasnya saja. Etika berinteraksi dapat menjadi panduan awal dalam memahami dan menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas dan saling menghargai.